Kali ini di Jakarta lebih dari 3 hari. Lumayan lebih lama, untuk bekerja. Sebelum pandemi aku lebih sering di Jakarta dan jarang pulang Bandung. Sekarang terbalik. Jadi sekalinya ke Jakarta kangen jajanan mall sini. Memang keadaan berubah, tapi tidak apa-apa namanya juga adaptasi. Semoga kita semua dilindungi dari sakit penyakit dan diberi kesehatan selalu.
Semalam beresin lemari teh di apartment Jakarta, karena selama pandemi aku lebih banyak di Bandung. Setengah koleksiku pun udah di Bandung supaya bisa tetap aku minum. Pertanyaannya, APAKAH TEH BISA EXPIRED?
Jawabannya, tidak pasti. Ini yang kupelajari dari membaca dan bertanya ke beberapa tea expert. Di setiap kemasan teh biasanya ada tulisan ‘best before’, ada yang 18 bulan, ada yang 3 tahun. Nah kalau udah lewat gimana? Biasanya masih bisa kita konsumsi tapi rasa dan aroma udah bukan di kondisi terbaiknya. Karena teh itu kan daunnya sudah diproses dan dikeringkan jadi bisa bertahan lama sekali, seperti dried herbs dan spices di dapur.
Tapi pernah juga aku menyeduh teh yang sudah lama dan rasanya aneh, atau terlihat ada jamur. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi:
– Eksternal: cara penyimpanannya kurang bagus. Teh harus disimpan di kondisi kering dan tidak kena matahari.
– Internal: pengolahan teh dari pabriknya kurang bagus, jadi dari awal daun tehnya mengandung terlalu banyak moisture jadi cepat berjamur.
Aku punya teh yang masih rajin aku minum walaupun usianya udah hampir 4 tahun, dan masih enak. Intinya kita harus sensitif sama aroma dan juga rasa tehnya ketika diseduh, dan kalau sudah terasa tidak enak atau sudah terlihat berjamur ya jangan dikonsumsi lagi daripada bikin sakit. Semoga infonya berguna, dan boleh lho menambahkan yang kalian tahu soal tea expiration di kolom komen.
Apakah kamu juga pecinta teh? Ada loh orang – orang yang harus minum teh setiap hari sama halnya dengan orang yang minum kopi setiap hari. Yuk minum teh yang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh.