Tanpa pikir panjang, spontan saya langsung mengiyakan ajakan sobat lama, Abah Didik pemimpin redaksi natgeo Indonesia bersama dengan Kemenparekraf RI untuk berkegiatan di kawasan bentang alam karst Sangkulirang-Mangkalihat. Destinasi yang terus menempel di kepala kami masing-masing, pasca menyimak penjelajahan tim Ekspedisi Black Borneo yang dilaksanakan oleh eiger adventure di tahun 2015 & 2016.
Dokter Pindi, Prof Pindi, Doktor Pindi, Pelatih Pindi, Pak Dosen, Pak Pendi. Dan lain sebagainya. Namanya banyak diperbincangkan, mulai dari kalangan akademisi, pemerhati budaya, pegiat aktifitas susur gua, arkeolog & antropolog, pemanjat, pejabat daerah, bahkan peneliti dari luar negeri. Bagi kami pelaku kegiatan luar ruang, ia seorang pelatih dunia penjelajahan dalam negeri seperti Wak Bongkeng, Kang Mamay Salim, Kang Galih Donikara, Om Lodi Korua, dan lainnya hingga si dewa api Kang Soni Oz.
Melakukan penjelajahan tak hanya sekedar berkegiatan luar ruang saja, yang notabene mengandung & mengundang bahaya, namun banyak elemen yang terkandung di dalamnya hingga menjadi kesatuan yang utuh. Kesiapan adalah mutlak. Dimulai dari manajemen perencanaan untuk ekspedisi ini, persiapan perlengkapan peralatan serta perbekalan, lantas proses perjalanan yang harus melalui udara, disambung pergerakan darat melintasi beberapa kota berjam-jam, hingga menyusuri sungai dengan perahu ketinting. Bahkan untuk mencapai titik gua yang kami tuju, mengharuskan kami melakukan pendakian menembus lebat hutan hujan tropis dan memanjat tebing karst.
Menjadi sebuah warna penting di tiap penjelajahannya ketika kita menyatu dengan warga lokal. Berbincang karib, belajar bahasa setempat, mencicipi kuliner, dan saling bertukar ilmu. Pengalaman, gelak tawa, pembelajaran, persahabatan serta kemewahan menghabiskan waktu dalam berkegiatan di belantara menelusuri peninggalan bersejarah pada penjelajahan kali ini sungguh menyuntikkan kembali energi positif dan inspirasi pada kami. Menjelajah mempelajari masa lalu, untuk mengukir masa depan yang lebih lestari.
Seperti para penjelajah terdahulu, semangat penjelajahan ke pelosok bumi disempurnakan dengan sebuah jurnal pencatatan, penelitian, untuk terus dikabarkan. Hingga pada akhirnya mengiblatkan tujuan utama penjelajahan: kembali pulang ke rumah dengan selamat.
Tetap Menjelajah, Sahabat! Tetap Tangguh.