Karyawan starbucks di US menggungat perusahaan karena beranggapan bahwa dirinya tidak dilindungi oleh perusahaan. Disaat pelanggan melakukan tindakan rasisme terhadap dirinya.
Seorang karyawan Starbucks menuntut perusahaan, yang diclaim tidak melindunginya dari konsumen setia yang melemparkan ejekan rasial padanya. Dayshawn Rodriguez mengeklaim dalam tuntutannya jika seorang konsumen setia. Yang kerap memangil nya dengan sebutan yang memunculkan sikap rasisme.
Tindakan Rasisme Yang Didapatkan Oleh Karyawan Starbucks Di US
Rodriguez memberitahu manager tokonya mengenai apa yang terjadi. Manager toko menjelaskan kami bakal memberitahu manager area, tapi kami mengeklaim jika tidak ada yang tiba dari keluh kesahnya.
Menurut pengajuan, minggu selanjutnya Mr Rodriguez menjelaskan ke manager area kamu enggak ingin layani konsumen setia saat mereka bertandang di masa datang, tapi manager diperhitungkan menampik keinginan itu. Mr Rodriguez mengeklaim jika sesudah penampikan, manager area menjelaskan padanya jika kamu “kemungkinan terlampau peka menjadi supervisor shift dan menjelaskan kata-N bukan hal terjelek untuk diundang”.
Kemudian, Mr Rodriguez diberitakan tinggalkan tempatnya sebagai supervisor dan terus bekerja sebagai barista di toko itu. Sama seperti yang ditakutkan oleh Tuan Rodriguez, kamu bakal berjumpa dengan konsumen setia di masa datang. Pada satu titik wanita itu berkunjung toko, diperhitungkan melempar air ke dirinya, dan mempersalahkan Tuan Rodriguez, mengeklaim jika “pria kulit hitam yang melakukan”.
Barista kembali ajukan keluh kesah, tapi dinilai karena masukkan kata-n dalam laporannya. Manager area menjelaskan padanya untuk enggak memakai kalimat cacian saat ajukan keluh kesahnya.
Sementara Mr Rodriguez disampaikan bicara mengenai penulisan laporannya, enggak ada yang sudah dilakukan mengenai konsumen setia, sesuai pengajuan pengadilan. Wanita itu dibolehkan untuk selalu berkunjung Starbucks. Barista ajukan keluh kesah lain, tapi perusahaan enggak lakukan apa saja untuk menangani permasalahan itu.
Sesudah perusahaan enggak lakukan apapun untuk ke-3 kalinya, Rodriguez stop dari kerjanya. Kamu selanjutnya mengontak Equal Employment Opportunity Commission untuk menerangkan kondisinya dan cari jalan hukum menantang Starbucks.
Mr Rodriguez cari restitusi berbentuk gaji yang lenyap, ganti kerugian moneter untuk penekanan emosional dan rasa malu, dan ganti kerugian menurut undang-undang. Kamu enggak menguraikan jumlah yang kamu mencari dari tuntutan itu. Dalam e-mail ke Business Insider, Starbucks mengeklaim sudah menyelidik kejadian itu dan ambil perlakuan korektif.